Lagu dengan judul Ongkona Bone tersusun dari
syair-syair / kalimat yang menggunakan bahasa Lontara atau bahasa Bugis.
Dan telah disepakati sebagai lagu wajib bagi masyarakat Kabupaten Bone
baik di tingkat sekolah maupun umum.
Lagu
tersebut biasanya dinyayikan dalam kegiatan seremonial Hari Jadi Bone
atau pada kegiatan lomba yang diselenggarakan di sekolah-sekolah baik
bentuk solo maupun paduan suara. Lagu Ongkona Bone sampai saat ini belum
diketahui dengan pasti kapan diciptakan dan siapa penciptanya. Namun
apabila kita membedah bahasanya serta menghubungkan dengan sejarah ,
maka kemungkinan besar lagu tersebut tercipta sekitar tahun 1905 yaitu
pada saat terjadinya perang antara Kerajaan Bone melawan pasukan
Belanda. Ribuan laskar kerajaan Bone yang gugur dalam pertempuran itu.
Di sepanjang pantai Teluk Bone diserang habis-habisan oleh tentara
Belanda. Karena persenjataan yang tidak seimbang, maka tentara Belanda
berhasil menguasai kerajaan Bone. Jatuhnya Kerajaan Bone inilah yang
dikenal Peristiwa Rumpa’na Bone 1905.
Lagu Ongkona
Arungpone atau lebih dikenal Ongkona Bone seperti telah dipaparkan di
atas, terjalin dari syair-syair yang mengandung makna, nilai, dan
nasihat yang sangat dalam. Dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Makna dan Bedah Syair
Lagu
Ongkona Bone mengisahkan seorang isteri melepas sang suami berangkat ke
medan juang untuk mempertahankan Tana Bone dari serangan armada laut
Belanda. Sang suami sebagai laskar Kerajaan Bone tentu berkewajiban
mempertahankan Tana Bone sejengkal demi sejengkal hingga titik darah
penghabisan. Dengan iringan doa restu sang isteri maka berangkatlah sang
suami bertempur melawan tentara Belanda di pantai BajoE. Setelah tujuh
hari tujuh malam pertempuran berkecamuk, maka terdengar kabar bahwa
suaminya telah gugur. Namun sang isteri tidak yakin begitu saja kalau
suaminya telah gugur. Maka sang isteri berangkat mencari suaminya. Tak
peduli siang atau malam , tetap berjalan dan mencari tahu akan
keberadaan suaminya.
Dikala sang isteri beristirahat dalam pencariannya, maka mereka bersenandung untuk menghibur diri dan merenungi nasibnya :
O … Mate Colli, Mate Collini Warue
(Waru adalah sebuah nama pohon/tumbuhan dalam bahasa Bugis disebut
Kubba. Pohon Kubba tersebut memilki ranting mengandung getah yang dapat
digunakan untuk membuat keriting rambut)
Ritoto baja-baja alla Ritoto baja-baja ( Setiap hari dipangkas)
Alla nariala kembongeng ( Diambil untuk dijadikan kembongeng. Kembongen artinya alat penggulung rambut dari pohon Kubba / pohon waru )
O … Macilaka, Macilakani Kembongeng ( celakalah penggulung rambut )
Nappai ribala-bala alla nappai ribala-bala ( baru dibentuk-bentuk)
Namate puangna (puangna bermakna simbolis artinya pohon kubba/ waru, mati karena setiap hari dipangkas untuk dijadikan penggulung rambut)
O … Taroni Mate, Taroni Mate Puangna ( Biarlah mati , biarlah mati pohon Kubba / Waru)
Iyapa upettu rennu alla iyapa upettu rennu ( barulah putus harapan dan menyerah )
Kusapupi mesana ( Bila kupegang batu nisannya)
Penjelasan :
Sang
isteri menggulung rambutnya agar menjadi indah dengan maksud untuk
menghadiahkan kepada suaminya apabila kembali dari medan peperangan.
Akan tetapi pohon Waru / Kubba menjadi layu dan mati karena setiap hari
dipangkas untuk dijadikan sebagai penggulung rambut/kembongeng. Padahal
rambutnya baru mulai terbentuk, apa daya pohon waru/kubba keburu layu
dan mati.
Matinya
pohon waru/kubba sebenarnya merupakan sebuah alamat atau pertanda bahwa
suaminya telah tewas dalam peperangan. Namun Sang isteri tetap
bersemangat. Ditanamkan dalam hati , bahwa suaminya belum meninggal.
Kecuali memegang dan mengusap batu nisannya baru percaya.
2. Nilai Syair
Seperti
halnya dengan lagu-lagu lain, maka syair-syair yang terjalin dalam lagu
Ongkona Bone juga mengandung dan sarat dengan nilai-nilai. Nilai- nilai
yang terkandung adalah :
Memupuk
Jiwa Patriotisme dan Nasionalisme. Bahwa setiap perjuangan memerlukan
pengorbanan baik jiwa, raga, dan materi. Menggambarkan, bahwa
kepentingan umum walau pahit dan getir lebih mulia dibanding kepentingan
pribadi. Mengandung nilai historis
3. Pesan dan Nasihat
Perlu
dipahami , bahwa syair-syair yang terkandung dalam lagu Ongkona Bone
terdiri atas tiga bagian, yakni bait pertama dan kedua bermakna simbolis
atau pelambang sedang bait ketiga mengandung semangat. Mate Colli
bukanlah bermakna layu sebelum berkembang akan tetapi dalam dunia seni
hanya menggambarkan kemampuan ekspresi seseorang dalam menyampaikan
sebuah pesan.
Namate
Puangna bukanlah bermakna Tuhan yang mati akan tetapi sejenis tumbuhan
yang disebut pohon waru/kubba yang dijadikan sebagai simbol bagi
penciptanya. Mengapa pohon tersebut mati ? Karena setiap hari dipangkas
untuk dijadikan sebagai alat penggulung rambut. Ranting pohon tersebut
memilki getah yang dapat membuat rambut menjadi keriting.
Pada hakikatnya pesan/nasihat yang terkandung dalam syair lagu Ongkona Bone adalah :
1. Janganlah mudah mempercayai informasi yang kurang jelas dan tidak bertanggung jawab.
2. Setiap pekerjaan harus dilandasi dengan semangat.
3. Syair lagu merupakan ungkapan cipta, rasa, dan karsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar