puisi



KARAENG BINEA
A.    Apti Aspriandy

Lembut sang fajar
Belai mesra riak je’ne berang
Hamparan batu permadani cinta
Batara guru manurung bali sumange
Oh Karaeng....
Eppa sulapa Nur Muhammad
Merasuk jiwa kedalam sulbi
Uru’-uru’na sampole se’re sipamentengang
Assuluki pitu mantamaki eppa’
Manni Manikam Waddi Waddu
Oh karaeng binea
Nibarakkaki ri Allah taalah
Cahaya makrifat dalam hakikat
Tarekat berselimut syariat
Oh,Buleng-bulengna mangasa...
benteng bessina lino,Tonasa tamanrabbanna ahirat
Ainul hayat zatul buhti
A..I..U...
Akkarena karena karaeng
Nafas tauhid jelma Muhammad
Bersandar ditiang Dal, bermandi samudra Mim, berhembus nafas Ha
Alif Menyaksi sang Penyaksi
Yazin walqur’anulhakim
Ashadu Allah ilaaha illallah wasshaduanna muhammadan rasulullah
Alastu Birabbikum Alaa Balaa Syahidna, Assulu cini singara bonga-bonganna lino
Wahai terpilih yang dipilih, lebur sukma titik nutfah, Satu dalam keAkuan






BADIK
A.Apti Aspriandy


Malam satu muharram, purnama kelima belas
Zikir cinta merambat cumbui asap dupa-dupa
Memecah malam yang membisu
Bangkitkan jiwa-jiwa dilabirin waktu
Menempa Alif diatas altar Ba
Menjelma LaUmmasa Petta mulae panre
Titisan Manurung ri Matajang
Sebongkah besi kedirian pecahan sulbi keyakinan
Terbakar diatas api kerinduan,
memerah terkadang membiru lalu menguning
Badik itu telah membumi, lahir dari rahim ketulusan
Seuntai pamor tauhid menjamas nafsu sang kesatria
La Gecong, Cappa sikadong, Kurussi, Batu lappa
Apapun namamu engkau adalah aksara cinta sulapa eppa
Terangkai diatas pangadereng memahat Siri kedirian
Badik itu firman Tuhan, menyimpan pesan suci untuk manusia
Badik itu adalah aku, menikam kemunafikan hadirkan kemanusiaan
Badik itu adalah cinta, orgasme dalam ke fanaan
Badik itu adalah bumi, hidupkan harapan yang mati
Badik itu adalah kitabku, tuliskan pesan kehidupan
Badik, cinta, aku, alam dan Tuhan satu dalam keakuan...


1 komentar: